​Jalan Kampung Melayu Desa Hantipan Terputus Akibat Air Pasang Sungai Mentaya

    SAMPIT – Jalan kampung Melayu desa Hantipan, Kecamatan Pulau Hanaut, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimatan Tengah, terputus akibat dari faktor alam karena naiknya air pasang laut hingga beberapa hari.

    Salah satunya, kondisi jalan poros Kampung Melayu Desa Hantipan sepanjang kurang lebih 2,2 kilometer sebagian ada yang terputus, karena kondisi tanah jalan itu rusak akibat terendam dan tergerus air pasang laut di sungai Mentaya.

    Akibat banjir, badan jalan yang berdataran rendah tersebut longsor dan terputus. Atas kesigapan kepala desa bersama masyarakatnya untuk menghindari putusnya jalan desa tersebut hingga bersama-sama melakukan gotong-royong bahu-membahu dengan menebang pohon kelapa untuk dijadikan mating-mating agar jalan tersebut tidak terputus dan bisa dilewati pejalan kaki maupun yang pengendara lainnya.

    Selama lima hari jalan desa ini terendam tergerus air pasang laut dan badan jalan sempat terputus karena tanahnya longsor. Namun kondisi ini tak mungkin bisa ditimbun ataupun semenisasi.

    “Solusi yang terbaik kita harus membuat jembatan kayu ulin lebar 2 meter x panjang 30 meter,” kata Kepala Desa Hantipan Iling Kaswanto, Sabtu (6/5/2017).

    Jalan tersebut katanya sangat dibutuhkan masyarakat desa, terlebih anak -anak sekolah yang memang setiap hari melewati jalan tersebut, begitu juga dengan masyarakat pertani padi dan perkebunan kelapa.

    Masyarakat berharap ada bantuan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kotim, untuk perbaikan jalan Bapinang -Pagatan sekitar 800 meter menuju kepemukiman penduduk dan penghubung desa lainnya masih belum ada perbaikannya hingga sekarang.

    Sedang jalan desa kampung Melayu dengan kondisi sekarang sangat urgent bagi penggunanya. Harapan masyarakat kepada pemerintahan desa untuk menggunakan anggaran dana desanya membuat jembatan kayu ulin tersebut.

    “Kita sudah kalkulasikan perkiraan anggaran dana desa membuat jembatan kayu ulin sekitar Rp 150 juta,” ujar Kades.

    Terpisah, Camat Pulau Hanaut, Ir. Eddy Masyami ketika dikonfirmasi via ponselnya terkait terputusnya kondisi jalan sangat mengkhawatirkan keberadaan masyarakatnya. Dia berharap mudah-mudahan kondisi air pasang itu tidak berlangsung lama.

    Sebenarnya kata Eddy Masyami, kondisi jalan itu sudah waktunya untuk perbaikan. Karena kondisi keuangan Kabupaten yang masih belum memungkinkan untuk melaksanakannya.

    Adapun alternatif lainnya katanya, yang dilaksanakan hanya meminta status jalan tersebut ke masing-masing desa wilayahnya dan ini lagi masih dalam proses.” Kita sudah bersurat serta dan beberapa kali koordinasi langsung ke instansi yang membidanginya,” katanya.

    Dirinya bersyukur dan sangat terharu atas kebersamaan masyarakat desa yang selalu bergotong-royong membenahi jalan terputus itu hingga masih bisa bertahan.

    “Kita bangga atas kekompakan masyarakat desa menjaga kondisi jalan desanya walau hanya bermating – mating batang pohon kelapa tapi masih bisa dilewati,” pujinya.

    (mar/beritasampit.co.id)