Mengenal Lebih Dekat Apa itu May Day

    OLEH : Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum***

    Tanggal 1 Mei (May Day) dikenal sebagai peringatan Hari Buruh Internasional dan pada hari tersebut hampir seluruh negara Eropa menetapkannya sebagai hari libur.

    Pada tahun 1889, suatu Konggres Buruh Internasional II di Paris yang dihadiri oleh semua organisasi kamum sosialis dan sosialis democrat, menyebut peringatan 1 Mei untuk mengenang korban “Haymarket demonstration” dan perjuangan gerakan buruh. Peringatan itu sendiri untuk pertama kalinya dirayakan pada 1 Mei 1890.

    Empat tahun sebelumnya, pada tanggal 1 Mei 1886, suatu demonstrasi untuk menuntut upah dan jaminan kerja yang lebih dilaksanakan di Haymarket Chicago, Amerika Serikat. Tuntutan semacam itu sebenarnya menjadi tujuan semua buruh di Amerika Serikat sehubungan dengan usulan agar jam kerja ditetapkan maksimal 8 jam sehari.

    Pemogokan dan bentrok dengan kepolisian meluas di Chicago dalam aksi hari itu. Hampir 200 buruh terluka dalam bentrok antara buruh dengan kepolisian, yang selanjutnya dikenang di Amerika Serikat sebagai “the Haymarket Affair.

    Di Eropa sendiri, gerakan buruh berkembang dalam bermacam-macam teknik perjuangan dan struktur organisasi, dan pada hakekatnya kemudian May Day diperingati dengan cara yang berbeda-beda juga.

    Ambivalensi 1 Mei sebagai hari libur dengan hari perjuangan telah memberikan May Day sebagai karakter yang unik tetapi juga mempunyai elatisitas khusus yang dicirikan dengan sambutan keberadannya dengan bentuk yang berbeda-beda.

    Dikaitkan antara peringatan dan perjuangan, May Day telah diletakkan dalam perspektif internasional dan ruang waktu yang penting. May Day telah menunjukkan sisi politik dan kebudayaan dari gerakan buruh.

    Tuntuan jam kerja 8 jam sehari telah menjadi determinasi pemersatu dan juga ciri identitas gerakan buruh itu sendiri.

    Peringatan ini telah menambah waktu luang dan menawarkan lebih banyak kebebasan, pengembangan derajat kemanusiaan, dan memperluas aktivitas kultural.

    Peringatan May Day menunjukkan bahwa gerakan buruh telah menjadi bahan kajian sejak awal, sehubungan dengan pengorganisasian, imanjinasi, strategi, dispilin, dan acuan-acuan lainnya.

    May Day diikuti dengan paparan publik mengenai kondisi buruh, bukan sebagai sebuah bentuk eksistensi, melainkan lebih menunjukkan kesempatan aktivitas interaktif (dengan seluruh keluarga), yang mengartikulasikan gerakan untuk keadilan sosial dan kebebasan kultural.

    May Day menjadi gerakan buruh sosialis yang sukses membentuk self representation. Di Eropa, 1 Mei mempunyai makna yang lebih penting sebagai suatu “rural festival” dibandingkan dengan gerakan buruh itu sendiri.

    Beberapa negara menggabungkan peringatan ini dengan menggelar parade, pertunjukan, dan kegiatan patriotik yang berorientasi pada buruh lainnya. Di Jerman, May Day menjadi hari libur resmi pada tahun 1933, sejak berkuasanya Partai Nazi.

    Peringatan ini menjadi simbolisme baru yang menggambarkan persatuan negara dan rakyat Jerman. Akan tetapi anehnya, sejak 2 Mei 1933, seluruh serikat buruh dibubarkan dan dibekukan. Di India, May Day dikenal sebagai “Maharashtra Diwas”.

    Di Polandia, peringatan ini diubah menjadi “State Holiday” sejak 1990. Swedia, Finlandia, dan Norwegia, momentum 1 Mei merupakan hari libur nasional yang dirayakan dengan menggelar aksi massa lebih luas yang dilakukan oleh gerakan buruh.

    Di Italia, 1 Mei merupakan hari libur nasional, saat di mana serikat buruh melakukan aksi. Sejak 1990-an, serikat buruh menggelar konser di Roma yang dihadiri oleh jutaan orang. Peringatan 1 Mei di Denmarik dirayakan dengan aksi massa di seluruh negara.

    Juga dilaksanakan aktivitas outdoor di sejumlah kota utama. Meskipun 1 Mei bukan merupakan hari libur nasional, akan tetapi aktivitas sosialis dan Marxis di Isreal selalu mengadakan parade di ibukota negara Tel Aviv.

    Di Belanda, peringatan itu tidak merupakan hari libur dan tidak pernah dirayakan. Di Korea, 1 Mei merupakan hari libur nasional bagi kalangan buruh. Di Australia, Hari Buruh merupakan hari libur di sejumlah negara bagian dan teritori khusus, dan waktunya pun berbeda-beda.

    Di Australian Capital Teritorry, New South Wales, dan South Australia, peringatan hari buruh dilaksanakan tiap hari Senin pertama di bulan Oktober. Di negara bagian Victoria dan Tasmania, dilaksanakan tiap hari minggu kedua di bulan Maret.

    Negara bagian Australia Barat merayakan tiap hari minggu pertama di bulan Maret. Di Queensland dan the Northern Territory, dilaksanakan pada hari minggu pertama di bulan Mei. Kanada melaksanakan hari buruh tiap hari Minggu pertama di bulan September (seperti di Amerika Serikat) sejak tahun 1880-an.

    Peringatan itu tidak pernah berubah, sekalipun pemerintah menetapkan 1 Mei sebagai Hari Buruh, sebagaimana lazimnya di banyak negara di dunia. Selandia Baru memperingati Hari Buruh setiap hari Minggu ke-4 di bulan Oktober.

    Peringatan ini berawal dari gerakan “8 jam sehari” sejak tahun 1840. Peringatan ini diawali dengan sikap seorang tukang kayu, Samuel Parnell, yang menolak bekerja lebih dari 8 jam sehari.

    Parnell kemudian juga membujuk pedagang untuk melakukan hal yang sama dan suatu konferensi di 28 Oktober 1840, menerima gagasan tersebut. Peringatan ke-50 tahun gerakan “8 jam sehari” pada 28 Oktber 1890, diperingati dengan sebuah parade. Sejak 1900, pemerintah menetapkan 28 Oktober sebagai hari libur nasional.

    Di China, 1 Mei merupakan peringatan hari buruh dan ditetapkan sebagai hari libur nasional. Sejak tahun 1990-an, Hari Buruh diperluas dari 1 hari menjadi 3 hari. Jika bertepatan dengan weekend peringatan diperpanjang menjadi 7 hari. Sejak tahun 2003, banyak orang saat peringatan ini mengunjungi Hong Kong.

    (Penulis adalah Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta)